Kalau legenda ini berjasa memperkenalkan negaranya di kancah sepak bola internasional, maka Hitzo lebih hebat lagi, yaitu orang yang dianggap dapat mengubah sejarah bangsa Bulgaria, melalui sepak bola tentunya. Bagi dunia luar pun, orang lebih mengenal nama Hristo Stoichkov ketimbang Zhelyu Zhelev, Presiden Bulgaria.
Semula Bulgaria adalah negara yang tidak begitu dikenal oleh dunia luar, seperti halnya negara-negara di semenanjung Balkan lainnya. Orang hanya tahu bahwa Bulgaria adalah sebuah negara yang berpaham komunis. Kalau soal olah raga, negara yang penduduknya merupakan nomor satu di dunia ini hanya dikenal lewat senam atau atletik seperti kebanyakan negara Eropa Timur lainnya. Itu saja.
Adalah gerakan politik Glasnost dan Perestroika yang diembuskan oleh Mikhail Gorbachev - kemudian menjadi Presiden Rusia pertama awal 1990-an - yang ikut mempengaruhi karier Hitzo. Demokrasi telah mengubah perikehidupan rakyat, termasuk para pemain bola berbakat yang pada akhirnya bisa bermain di klub-klub besar di negara Eropa Barat. Sebelum angin pembaruan datang, hal itu sangat musykil dilakukan. Kekhawatiran pemimpin saat itu asalah ketakutan akan banyaknya orang-orang berprestasi lari ke luar negeri.
Untuk hal ini Hitzo pernah pula merasakannya ketika akan ditransfer ke Barcelona. Pada awalnya kepergian Hitzo sempat dihambat oleh Presiden dan Sekjen Partai Komunis Bulgaria. "Tidak pernah saya sesulit itu. Untuk mendapatkan Hitzo saya harus membujuk mereka beberapa kali agar melepaskannya," kenang utusan Barcelona, Josep Maria Minguella.
Dianggap Dewa
Ketika tim nasional Bulgaria tiba kembali di Tanah Air setelah mengikuti Piala Dunia 1994, ratusan ribu warga Sofia turun ke jalan menyambut mereka sambil berteriak histeris.
"Stara Hitzo! Stara Hitzo!" sahut masyarakat bertalu-talu.
Atau ucapan puitis, "Oh Hitzo pahlawanku, kami cinta padamu!" Yang lebih konyol, mereka juga meneriakkan kalimat bombastis, "Hitzo, kau adalah dewa kami!" Mereka berkumpul di jalanan yang menghubungkan bandara dan pusat kota Sofia.
Saat itu hari Rabu tanggal 20 Juli 1994. Keramaian bisa disamakan saat mereka merayakan tumbangnya komunis. Seluruh pemain diarak keliling kota dengan menggunakan Limousine buatan Rusia, dan puncaknya mereka dijamu oleh konser musik di Stadion Nasional Sofia.
Di sini mereka dielu-elukan lagi oleh massa yang menyemut. Nama Hitzo dan pelatih nasional Dimitar Penev yang paling sering disebut-sebut oleh penduduk. Banyak penduduk yang membawa poster keduanya.
Ini wajar karena sebelumnya prestasi Bulgaria di Piala Dunia nir-prestasi dan selalu dianggap penggembira. Semuanya berubah berkat peran sentral Hitzo-Penev. Kemenangan pertama kali Bulgaria di pesta sepak bola sejagat itu dicetak di Piala Dunia lalu, saat mereka menumbangkan Yunani 4-0.
Sensasi berikutnya dibukukan tatkala melabrak Argentina 2-0 di penyisihan grup, dan mengalahkan Jerman 2-1 di perempatfinal. Semifinal pun berhasil direngkuh, walau di sini langkah Bulgaria dihentikan Italia 1-2. Inilah yang dimaksud dengan perubahan drastis sejarah bangsa Bulgaria yang dilakukan Hitzo.
Penghargaan Tertinggi
Rakyat tak mau tahu bahwa Iordan Lechkov yang seharusnya menjadi bintang, karena dialah sebenarnya yang ke memastikan tempat di semifinal ketika mencetak gol menentukan atas Jerman. Tapi rakyat sudah kadung basah kecintaannya pada Hitzo, sehingga melupakan jasa Lechkov.
"Anda telah memberi inspirasi yang membanggakan pada rakyat Bulgaria. Kesan positif atas negeri ini menjadi baik di luar negeri. Hal ini sama sekali tidak akan pernah bisa dilakukan oleh politisi atau diplomat kita," kata Presiden Zheyev, yang langsung menyambut rombongan tim di bandara.
Beberapa hari kemudian, masih dalam suasana gembira, beberapa pengusaha lokal memberikan sebuah sedan Mercedes Benz kepada setiap pemain. Tidak ketinggalan pemerintah sepakat untuk menyematkan Bintang Platina kepada setiap anggota tim, suatu penghargaan tertinggi bagi orang yang berjasa pada negara. Bahkan banyak masyarakat atau organisasi mengusulkan pada parlemen agar Hitzo dicalonkan sebagai presiden Bulgaria.
Bagi Hitzo hal ini mungkin suatu hal yang dianggap basa-basi saja. Seolah-olah mereka lupa tentang impiannya sejak kecil, tidak mau menjadi politisi kecuali pemain bola. Hitzo telah memiliki kehidupan sendiri, yaitu sepak bola. "Saya dalam sepak bola ibarat seorang yang kelaparan. Orang dalam keadaan begini pasti ingin makan banyak," katanya setengah berfalsafah.
Ya, lewat sepak bola dia mendapatkan segalanya. Gaji yang tinggi, fasilitas mewah, ketenaran, reputasi, dan kehormatan yang luar biasa. Semua itu dicapai oleh Hitzo melalui perjuangan keras dan penuh cobaan. Dia telah menggunakan hasrat dan kemauannya dengan maksimal.
Data Diri
Nama: Hristo Stoichkov
Panggilan: Hitzo
Tempat/Tanggal Lahir: Plovdiv, 8 Februari 1966
Zodiak: Aquarius
Tinggi/Berat: 178 cm/84 kg
Posisi: Gelandang menyerang/striker
Julukan: Nasty Boy, Protagonist, Naughty Boy, Nasty Streak, The Wayward Temperamental, Notorious Temper
Istri: Mariana
Idola: Michel Platini
Tokoh Berpengaruh: Dimitar Penev, Johan Cruijff
Kelebihan: Lari kencang, kaki kiri sangat kuat, spesialis bola-bola mati, Skill individu prima, naluri mencetak gol tinggi, semangat menyala-nyala
Klub: Hebros Harmanli (1976-78), Maritza Plovdiv (1978-84), CSKA Sofia (1984-90), Barcelona (1990-)
Debut Liga: Mei 1984 (CSKA Sofia)
Prestasi: Juara Liga Bulgaria 1987, 1989, 1990; Juara Piala Bulgaria 1987, 1988, 1989; Juara Liga Spanyol 1991, 1992, 1993, 1994; Juara Piala Spanyol 1990; Juara Liga Champion 1992; Juara Piala Super Eropa 1992; Semifinalis Piala Dunia 1994
Prestasi Pribadi: Pemain Terbaik Bulgaria 1989, 1990, 1991, 1992; Top Skore Liga Spanyol 1991 (36 gol); Top Skorer Piala Dunia 1994; Pemain Terbaik Eropa 1994.
Debut Timnas: September 1987 (vs Belgia 2-0)
Caps Timnas: 52 laga, 25 gol
Alamat: Futbol Club Barcelona, Avenue Aristides Maillol s/n 08028 Barcelona, Telp (93) 3309411; Bulgarski Futbolen Souls, ul. Karnigradska 19, 1000 Sofia, Telp (902) 877490/874725
Beberapa Falsafah Hidup
"Dunia menyukai orang-orang yang menang, oleh sebab itu tidak ada waktu untuk kalah."
"Dalam sepak bola tidak terlalu berarti dari mana gol itu bisa dicetak. Dari titik penalti atau permainan sama saja, yang penting bisa menghasilkan gol dan menang."
"Jangan sesekali mengecewakan fans, saya amat menghargai mereka bahkan merasa takut pada mereka."
"Setiap orang mempunyai karakter berbeda, begitu pula saya. Sungguh sulit untuk mengubah temperamen yang saya miliki, dan saya pun amat bangga dengan diri sendiri."
(foto: reuters/espnfc/novinite/marca/espnfc/es.besoccer.com)